“Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang sabar.” (Al-Anfaal: 46)
Jangan terima ucapan dan interupsi nafsu, karena ia tidak berkata kecuali menjurus keburukan. Jika anda mulai menyenangi nafsu, segera lawan. Karena melawannya pasti mendatangkan kebaikan.
Wahai orang yang mengaku berserasi dengan kehendak Allah swt, sedangkan dirimu mengikuti hawa nafsumu, engkau dusta dalam pengakuanmu. Nafsu dan Allah Azza wa-Jalla tidak pernah berpadu. Dunia akhirat pun demikian. Siapa saja yang berteguh pada nafsunya, ia telah kehilangan berteguh pada Allah Azza wa-Jalla. Siapa yang wuquf di dunia, ia akan kehilangan wuquf di akhirat. Nabi saw, bersabda:
“Siapa yang mencintai dunianya, akan mencederai akhiratnya. Siapa yang mencintai akhiratnya, dunianya akan tercederai.” (Hr Imam Ahmad)
Sabarlah. Jika sabarmu sempurna, maka ridlomu juga sempurna. Semuanya sangat indah di hadapanmu, apa pun yang terjadi merupakan manifestasi rasa syukurmu, yang jauh jadi dekat, yang syirik berubah tauhid, dan anda tidak peduli dengan ancaman maupun manfaat dari makhluk, tidak memandang kontradiksi, bahkan pintu-pintu menyatu, arah hanya satu. Suatu kondisi yang tidak banyak dijadikan pegangan oleh orang, bahkan hanya individu-individu, dari 1000 orang, hanya satu orang saja yang mampu memutus hawa nafsunya.
Berjuanglah agar mati di sisiNya Azza wa-Jalla. Berjuanglah agar dirimu mati sebelum engkau mati. Hiburlah dengan kesabaran dan perlawanan terhadap dirinya. Dalam waktu dekat kesabarannya akan memujinya. Kesabaran itu dibatasi waktu dunia, sedangkan balasan atas kesabaran tidak pernah sirna. Aku sabar, dan aku melihat dampaknya, sangatlah positif terpuji. Aku mati, kemudian Dia menghidupkan aku, kemudian mematikanku. Aku hilang dari diriku, kemudian Dia menemukanku, lalu menghilangkanku, lalu aku sirna besertaNya, dan maujud denganNya. Aku berjuang untuk tidak memilih dan berkhasrat sampai sukses, hingga takdir membimbingku dan anugerahNya menolongku, tindakanNya menggerakkanku, kecemburuanNya melindungiku, hasratNya memberikan kepatuhanku padaNya, serta kehendakNya yang dahulu mendahului kehendakku, Allah azza wa-Jalla mengangkat derajatku.
Anak-anak sekalian…Anda lari dariku, sedangkan aku gurumu. Jagalah posisimu di hadapanku, jika tidak, anda akan hancur. Hai orang yang menempuh, datanglah dulu kepadaku, baru datang ke Baitullah. Akulah pintu Ka’bah, kemarilah, aku ajari bagaimana haji yang benar, di mana anda bicara dengan Yang Punya Ka’bah.
Anda pun bakal tahu, ketika debu-debu tampak, maka duduklah, dan berpeganglah pada kendali yang ada padaku, karena aku diberi kekuatan oleh Allah Azza wa-Jalla.
Kaum sufi telah memerintahkan kalian atas apa yang diperintah Allah Azza wa-Jalla dan melarang kalian atas apa yang dilarang oleh Allah Azza wa-Jalla. Mereka benar-benar telah memberikan nasehat padamu, dan mereka menyampaikan amanah itu.
Beramalah di negeri hikmah sampai kalian pada negeri Qudrat. Dunia adalah negeri hikmah, dan akhirat adalah negeri Qudrat. Hikmah membutuhkan piranti dan alat, sebab akibat, sedangkan Qudrat tidak butuh semua itu. Allah melakukan semua itu demi membedakan antara Darul Hikmah (dunia) dan Darul Qudrat (akhirat). Akhirat itu bangunan tanpa sebab, yang bicara pada ragamu dan yang melihat amalmu atas kemaksiatan-kemaksiatanmu kepada Allah Azza wa-Jalla.
Di hari kiamat nanti segala tirai tersingkap dan segala tirai yang menutupimu terbuka, terserah anda semua. Tak seorang pun masuk neraka kecuali dengan hati yang beku karena banyaknya tumpukan alasan. Bacalah Kitab dan Sunnahmu dengan fikiranmu, lalu tobatlah dari keburukan dan bersyukurlah atas kebajikan-kebajikan. Batasilah catatan kemaksiatanmu dan timpahkan di lembarannya dengan pukulan taubat.
Anak-anak sekalian…Kalian telah tumbuh di tanganku, jika kalian tidak menerima apa yang aku ucapkan, kalian tidak meraih manfaat dariku. Anda hanya melihat rupa tapi kehilangan makna. Siapapun yang berguru padaku haruslah menerima apa yang aku ucapkan dan mengamalkan. Jika tidak jangan berguru padaku, karena bakal merugi.
Aku telah menyajikan sajian di meja, tak seorang pun mau memakannya! Pintu sudah terbuka tak seorang pun memasukinya. Akh! Apa yang kulakukan padamu? Apa yang kukatakan padamu? Berapa kali aku bicara dan kalian tidak mendengar! Aku hanya demi kalian, bukan demi diriku. Aku tidak takut kalian, tidak berharap kalian, tidak kubedakan antara negeri kemakmuran maupun kerobohan, antara yang hidup dan mati, antara yang kaya dan miskin, antara raja dan budak. Semuanya ada di Tangan Allah azza wa-Jalla.
Ketika cinta dunia keluar dariku, mak aku benar, lalu bagaimana tauhid anda benar sedang di hatimu ada cinta dunia. Tidakkah anda dengar sabda Nabi saw:
“Cinta dunia itu adalah pangkal segala kesalahan.” (Takhrij az-Zubaidy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar