Kamis, 02 April 2009

waspadai nafsumu bag3

Sepanjang anda memulai, membiasakan, mencari, menempuh jalan menuju Allah, maka sepanjang itu pula cinta dunia sebagai pangkal kesalahan. Jika anda telah sampai pada kedekatan dengan Allah swt, anda pun senang dengan bagian seberapa pun di dunia, anda tidak suka jika mendapatkan bagian yang diberikan pada selain dirimu. Rasa cinta itu didasari oleh pengetahuan anda bahwa Allah Azza wa-Jalla telah menakdirkan padamu, dan anda menerima dengan suka cita, sama sekali tidak menerima yang lainnya.


Bagimana anda bisa menoleh ke yang lain sedangkan hati anda ada di hadapanNya Azza wa-Jalla sebagaimana ahli syurga dalam syurganya? Semua yang berjalan pada diri anda adalah dari Allah Azza wa-Jalla Sang Kekasih, karena anda menghendaki melalui kehendakNya, dan memilih melalui pilhanNya, yang beredar melalui KekuasaanNya, sementara seluruh hal selain Allah Azza wa-Jalla putus dari hatimu, maka dunia dan akhirat tunduk padamu, dan yang anda raih adalah bagian dariNya, cintamu bukan pada sesuatu darimu tetapi dariNya.
Orang munafiq yang suka pamer, dan suka kagum pada amalnya sendiri itu, tetap saja puasa siang hari dan tahajud malam hari, makan makanan kasar, berpakaian sahaya, padahal batin dan lahirnya gelap. Tak satupun kakinya melangkah kepada Tuhannya Azza wa-Jalla, dan dia tergolong orang yang bekerjakeras namun penuh kepayahan. Di mata kaum pilihan Shiddiqun dan Washilun rahasia batinnya tampak semuanya. Hari ini mereka bisa dilihat kaum khawash (kalangan khusus ruhani) dan esok di akhirat semuanya akan melihatnya.

Kaum khawash melihatnya dengan hatinya, namun mereka menutupinya dengan Tirai Allah Azza wa-Jalla. Kemunafikan anda semua jangan dibaur dengan kaum sufi, sepanjang anda tidak mau menyingkirkan jiwa munafiqmu. Tak ada nasehat bagimu sepanjang anda tidak memutuskan ikatan kemunafikan itu, sepanjang anda tidak memperbarui Islammu, mewujudkan taubatmu, keluar dari rumah watakmu, hawa nafsumu, wujud eksistensimu dan menarik manfaat serta meninggalkan bahaya darimu.

Sedangkan anda membiarkan hati anda di lorong sempit, membiarkan batinmu dalam pengkhianatan di hadapan Tuhan. Segeralah kembali pada fondasi, lalu membangun. Asasnya adalah faham agama. Faham qalbu bukan faham wacana. Faham dalam qalbu mendekatkan diri anda pada Allah Azza wa-Jalla, sedangkan faham menurut wacana hanya mendekatkan diri anda kepada makhluk dan penguasanya. Faham dalam qalbu membiarkan dirimu berada dalam majlis taqarrub kepada Allah Azza wa-Jalla, mendekatkan langkahmu menuju Tuhanmu Azza wa-Jalla.

Celaka anda ini. Anda menelantarkan dirimu dalam zaman di mana anda mencari ilmu tapi tidak mengamalkan. Anda pada pijakan kebodohan karena anda berbakti pada musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla, musyrik bersama mereka. Padahal Allah Ta’ala tidak butuh dirimu, atas apa yang anda jadikan tuhan selain Dia. Allah tidak mau menerima kemusyrikanmu. Apakah anda ini tidak tahu bahwa anda adalah budak yang dikendalikan olehNya?

Bila anda mau bahagia, tinggalkan kendali di hatimu, demi kendali di Tangan Al-Haq Azza wa-Jalla, bertawakkal padaNya secara total lahir dan batin. Jangan curiga kepadaNya Azza wa-Jalla, karena Dia tidak bisa dicurigai, sebab Dialah yang lebih tahu kemaksiatanmu dibanding anda. Dia Maha Tahu dan anda tidak tahu.

Seharusnya anda diam di hadapanNya, bersembunyi dan bersunyi diri hingga datang kepadamu izin dariNya untuk bicara. Maka anda pun bicara bersamaNya, bukan bersama diri anda. Ucapanmu menjadi obat bagi hati yang lara, dan obat bagi rahasia batin, sekaligus pencerah bagi akal.

“Ya Allah cahayailah hati kami, tunjukkan padaMu, dan bersihkan rahasia batinku, dan dekatkanlah padaMu.
Ya Tuhan berikanlah kami kebajikan di dunia, dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar