cerita ringkas berikut, mari kita renungkan bersama, bahwasanya kewajiban ikhlas disetiap amal kita adalah wajib adanya.
suatu ketika ada seorang petani miskin yang begitu bangga pada anaknya yang begitu indah melantunkan ayat2 suci al Qur'an.
dia selalu tersenyum ketika mendengarkannya. di keadaannya yang serba berkecukupan(cukup menderita, cukup sengara...hehhehe), hanya harapan pada anaknya kelak yang akan menuntunnya bertemu Penciptanya.
disetiap sujudnya di keheningan malam, sembari mengalirkan air mata, dia memohon hati yang ikhlas, yang ridho akan qodratNya.
suatu ketika ia teringat akan seseorang, orang yang membuat putra tercintanya seperti ini. hingga ia berpikir untuk memberi hadiah pada orang itu. dia lah guru dari anaknya. dia berpikir, berpikir dan terus berpikir apa yang akan dijadikan hadiah sednag dia tak punya apa2 kecuali pakaian yang melekat di tubuhnya.
"ouh iya, tadi aku punya singkong" gumamnya dalam hati, kemudian bergegas dia ke dapur yang sebenarnya satu2nya ruangan digubuk itu. berangkatlah dia kerumah ustadz yang mengajari anaknya itu.
simiskin : "assalamu'alaikum...." sembari mengetuk pintu
ustadz : "wa'alaikum salam..." jawab ustadz dengan lantang
kemudian si ustadz membukakan pintu untuk simiskin.
''ouh njenengan to, ayo masuk.. silakan2..'' kata ustadz sambil merangkulnya
''tidak usah pak. saya cuma mau memberi hadiah kepada njenengan, monggo namung niki ingkang saged kulo aturaken" jawab simiskin sembari menyerahkan singkong yang dibawanya.
'' wah.. maturnuwun, tidaklah penting apa yang njenengan bawa, tapi hati ikhlas njenengan lah yang membuat sesuatunya menjadi luar biasa''. jawab si ustadz
''baiklah, kiranya saya mohon pamit'' kata simiskin
''tunggu dulu, saya juga punya hadiah untuk njenengan, tunggu sebentar...'' kata ustadz sembari masuk kedalam rumah. dia berpikir apa yang pantas untuk dijadikan hadiah, sedang keadaannya pun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan simiskin, hanya saja dia punya sepetak lahan yang dbangun madrasah diatasnya. dia berjalan kekandang yang berisi kambingnya. dia tersenyum melihat kambingnya yang terlihat begitu gemuk.
"ini hadiah ngge njenengan, mohon diterima" kata ustadz sembari mengulurkan tali pengikat kambing itu, rupanya membuat simiskin tersadar dari lamunannya, betapa kagetnya dia ketika melihat apa yang diserahkan oleh ustadz kepadanya.
"beneran ini ustadz..??"
"iya,.. bawalah kambing ini sebagai haadiah dariku".
kemudian simiskin pulang membawa kambing itu, ditengah perjalanannya, dia bertemu dengan sikaya yang sombong.
"hai orang miskin! kambing siapa yang kamu bawa??" kata sikaya dengan suara tinggi
"ini kambing saya" jawab simiskin
"tidak mungkin, ayo katakan kamu curi dmana kambing itu?"
"ini sungguh milik saya, ini hadiah dari ustadz, karena saya memberi hadiah singkong kepadanya"
"kamu dikasih kambing, setelah memberinya singkong?"
"iya" jawab simiskin sembari meninggalkan tempat itu.
sikaya terus berpikir tenteng kejadian itu, akhirnya dia putuskan untuk memberi hadiah pada ustadz itu juga. "kalo singkong aja dapet kambing, gmna klo aku kasih kambing ya.? pasti aku dapat kerbau ato sapi" gumamnya dalam hati selagi melangkah kai ke kandangnya, dipilihnya kambing yang terbaik kemudian pergi ke rumah ustadz.
"hai ustadz" teriak sikaya dari luar
"ada apa, wahai orang kaya?"
"aku datang untuk memberi hadiah kambing kepadamu, terimalah!"
'waaahh.. terimaksih. anda sungguh baik wahai orang kaya"
sikaya terus berpikir hadiah apa yang akan dia dapatkan, tidak sabar menunggu sikaya berkata,"lalu mana hadiah untuk saya ustadz?"
"ouh iya, tunggu sebentar".
kemudian si ustadz masuk kedalam rumahnya dan berpikir apa yang bisa diajdikan hadiah. lalu dia teringat tadi diberi hadiah oleh simiskin, diambilnya singkong itu ia bawa keluar.
"wahai orang kaya, terima kasih atas hadiah kambing yang kamu bawakan untukku. terimalah hadiah ini untukmu" kata ustadz sembari menyerahkan seikat singkong pada sikaya.
sikaya hanya melongo, sadar bahwa hadiah yang dia bayangkan sama sekali berbeda.
semoga cerita diatas bisa menjadi renungan bagi kita, menjadikan diri kita ikhlas dalam setiap amal kita, tak ada tujuan lain kecuali meraih ridho Allah SWT. karena itu seorang penyair bahkan menyindir kepada mereka yang amal ibadahnya mereka gantungkan pada syurga
لما تسجودوا مالك الديا # طلب الجنان أو خاف النران
wallahu a'lam........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar