Selasa, 27 Januari 2009

dunia itu seperti pasar

Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany
Kaum sufi hanya beramal kepadaNya dan besertaNya, lalu Allah memperlihatkan banyak keajaibanNya di dunia dan di akhirat. Mereka diperlihatkan KelembutanNya dan limpahan ruhani pada mereka.



Dunia ini adalah pasar, sesaat kemudian sudah sepi tak satu pun menghuni. Ketika malam tiba, pasar itu sudah tutup, seluruh pembeli dan penjualnya pergi. Karena itu janganlah anda berjual beli di pasar dunia itu kecuali yang bermanfaat bagimu esok di akhirat, Karena pengawas akan tahu.

Mentauhidkan Allah Azza wa-Jalla adalah berlaku ikhlas dalam beramal kepadaNya. Tapi yang ada disana malah banyak munafiknya. Sedikit sekali yang ikhlas diantara kalian. Anak-anak, jadilah anda orang berakal cerdas, dan jangan terburu-buru. Karena segala yang ada di tangan anda akan lepas, jika anda terburu-buru.
Jangan datang di waktu maghrib dan waktu subuh, apakah kamu tidak lagi punya kesabaran, anda sibuk hingga waktu maghrib dan anda dapatkan apa yang anda mau?

Berakal sehatlah kalian, beradablah kepada Allah Azza wa-Jalla dan makhlukNya. Jangan sampai anda mendzalimi mereka dan anda mencari sesuatu yang bukan milik anda dari mereka. Tak ada konfirmasi sampai adanya rekomendasi dari Sang Wakil. Pada pada saat itulah anda bisa melihat pemberian sebelum rekomendasi, sedikit pun tidak memberikan padamu dan mereka pun tidak memberikan padamu, tidak segentong, tidak selautan tidak pula setetes, kecuali atas izin Allah azza wa-Jalla. Sedangkan rekomendasiNya dan IlhamNya pada hati mereka.

Jadilah anda orang yang berakal sehat. Itulah akal sehat. Karena itu kokohlah di posisi anda di hadapan Allah Azza wa-Jalla. Karena rizki itu sudah dibagi dari SisiNya dan di TanganNya.

Celaka anda! Dengan muka seperti apa anda nanti bertemu denganNya? Sedangkan anda kontra kepadaNya di dunia, berpaling dariNya menuju makhlukNya, musyrik kepadaNya sembari anda gantungkan kebutuhanmu kepada mereka, kau pasrahkan nasibmu pada mereka.

Hajat kebutuhan yang dipasrahkan pada makhluk lain itu lebih banyak melimpahkan siksaan, karena mereka tidak pernah dimintai melainkan akan mengeluarkan milik bersama dosa-dosanya. Dan hanya sedikit dari mereka yang melakukan tanpa terpaksa dengan hak yang ada pada mereka. Jika anda meminta, dan anda tersiksa, sesungguhnya anda sedang terhalang datang pemberian itu sendiri.

Anak-anak sekalian….menurutku, manakala anda dalam kondisi terpepet, jangan minta pada siapa pun dan jangan punya hasrat apa pun dimana orang dan keinginan itu tidak dikenal dan anda tidak mengetahui asal usulnya. Jika anda mampu untuk memberi, dan anda tidak mencari, meminta, maka lakukan. Ketika anda berbakti, dan anda tidak mencari supaya diri anda berbakti pada yang lain, maka lakukanlah pekerjaan itu.

Kaum sufi hanya beramal kepadaNya dan besertaNya, lalu Allah memperlihatkan banyak keajaibanNya di dunia dan di akhirat. Mereka diperlihatkan KelembutanNya dan limpahan ruhani pada mereka.
Anak-anak sekalian… Jika anda tidak memegang islam, bagaimana anda memegang iman? Jika tidak ada iman bagaimana anda yaqin. Jika tak ada yaqin, bagaimana anda meraih ma’rifat padaNya dan pengetahuan padaNya.

Semua itu merupakan klasifikasi. Bila Islammu benar, maka kepasrahan total mu benar. Jadilah anda ini Islam menuju Allah Azza wa-Jalla dalam seluruh perilaku dengan tetap menjaga batas syariat dan siplin bersamaNya. Serahkan dirimu dan yang lain pada Allah Azza wa-Jalla. Berbuat baiklah dalam adabmu bersamaNya dan makhlukNya. Jangan mendzalimi dirimu dan yang lain, karena pedzaliman itu berarti kegelapan di dunia dan akhirat. Dzalim itu gelapnya hati, menghitamkan wajah dan lembaran. Karena itu janganlah berbuat dzalim dan jangan saling menolong pada orang dzalim. Nabi saw bersabda:
“Di hari kiamat ada suara yang menyeru, ‘Dimanakah kedzaliman? Dimanakah para pendukung kedzaliman? Manakah orang yang melihat mereka walau sebentar? Manakah yang pernah bertemu mereka walau sekejap? Kumpulkan mereka dan jadikan mereka dalam peti dari api neraka!” Hindari makhluk, dan berjuanglah agar kalian tidak menjadi orang yang di dzalimi maupun yang dzalim.

Jika terpaksa anda menjadi orang yang terdzalimi, maka jangan sampai menjadi orang yang dzalim, jangan menjadi pula yang dipaksa dan pemaksa. Allah memberikan pertolongan kepada yang di dzalimi, apalagi jika mendapatkan orang yang menolongnya.
Nabi saw bersabda:
“Manakala seorang di dzalimi dan tidak mendapatkan orang yang menolongnya kecuali hanya Allah azza wa-Jalla, maka Allah Ta’ala berfirman, “Aku bakal menolongmu, walau sesaat setelah itu.”
Sabar itu penyebab pertolongan, keluhuran dan kemuliaan.

Ya Allah kami memohon padaMu kesabaran bersamaMu, dan kami mohon ketaqwaan, kecukupan, solusi dari beban dan sibuk bersamaMu, mohon hijab dihilangkan antara di kami dan DiriMu….
Buanglah dinding antara dirimu dan DiriNya, karena keterpakuanmu pada jembatan dinding itu merupakan ketololan. Karena tak ada raja, sultan, yang mencukupi dan yang mulia kecuali yang hanya menuju kepada Allah Azza wa-Jalla.

Hai orang munafiq, sampai kapan anda pamer dan bermunafiq ria? Buanglah milikmu yang datang dari orang yang memunafikkan dirimu? Celaka kamu! Apa kamu tidak malu bertemu denganNya kelak?
Dalam waktu dekat anda beramal untukNya tetapi batinmu unjtuk selain DiriNya. Anda mengkhianatiNya, karena anda memanfaatkan kebesaranNya untuk dengan memanipulasi ilmuNya untuk nafsumu.
Karena itu kembalilah dirimu, temui perkara urgentmu dan baguskan niatmu kepadaNya. Berjuanglah untuk tidak makan, melangkah dan beramal secara total kecuali dengan niat yang saleh (Lillah), maka anda akan menjadi baik. Setiap amal yang anda lakukan hanya untukNya bukan untuk yang lain.

Maka, pada saat itulah bebanmu sirna, maka seluruh niat ini jadi watak bagi hamba manakala ubudiyahnya benar-benar bagi TuhanNya, tidak untuk kebutuhan sesuatu, karena Allah telah melimpahkan karuniaNya padanya. Bila Allah telah melimpahkannya maka Allah mencukupinya dan menutupinya dari makhluk hingga ia tidak butuh pada mereka.
Anda memang akan terus lelah sepanjang anda menjadi penempuh, penuju dan pelaku. Jika sudah sampai dan telah menyelesaikan seluruh perjalananmu maka anda berada di Rumah Dekat Tuhanmu Azza wa-Jalla, maka seluruh beban sirna dan yang ada hanyalah kegembiraan qalbu.

Semakin hari semakin tambah sampai anda meraih nuansa di sisiNya. Semula kecil, lalu membesar, dan jika besar hatimu akan dipenuhi kebersamaan dengan Allah azza wa-Jalla. , hingga di hatimu tak ada jalan dan plaza selain Allah.

Jika anda ingin sampai di situ, maka jalan perintahNya dan jauhi laranganNya, pasrah dalam baik dan buruk kepadaNya, kaya dan miskin, mulia dan hina hingga meraih tujuan di dunia dan di akhirat.
Anda berbuat untukNya, jangan pula berkeinginan mencari pahala, dan tujuanmu hanya mencari ridloNya, dekat denganNya. Pahala itu adalah ridloNya padamu, kedekatanmu padaNya di dunia dan di akhirat. Di dunia bagi hatimu dan di akhirat bagi keinginanmu.
Berbuatlah dan jangan kontra denganNya sedikit pun, jangan pula memandang amal perbuatanmu, tetapi gerak gerikmu karena amal itu sendiri dan yang engkau amali. Bila telah sempurna maka di hatimu ada mata yang memandang, makna menjadi rupa, ghaib menjadi nyata, berita menjadi fakta.

Seorang hamba manakala saleh bersama Allah azza wa-Jalla, maka Allah bersamanya dalam seluruh tingkah lakunya, dimana Allahlah yang merubah, mentransformasi, mengganti dan memindah dari satu kondisi derajat ruhani ke derajat lebih tinggi lagi. Lalu segalanya menjadi makna, segalanya menjadi iman dan yaqin, ma’rifat dan taqarrub serta penyaksian hati. Jadilah siang tanpa malam, cerah tanpa gelap, bening tanpa keruh, hati tanpa nafsu, rahasia diri tanpa hati, fana’ tanpa wujud, sirna tanpa hadir, lalu dia ghaib dari dari mereka dan dari dirinya.
Semua ini mendasar pada rasa bahagia total bersama Allah Azza-wa-Jalla. Ungkapan dimana antara dirimu dan DiriNya telah menjadi sempurna dalam kemesraan ini.

Melangkahlah dari makhluk, selangkah tanpa anda merasa dapat ancaman dan manfaat dari mereka, maka sebenarnya anda telah melampaui mereka. Melangkahlah dengan langkah nafsu dengan langkah dimana anda tidak berserasi dengannya dan anda memusuhinya, demi Ridlo dari Allah Azza waJalla, maka anda telah melewatinya.

Makhluk dan nafsu itu adalah dua samudera, dua neraka, dua lembah yang yang menghancurkan. Bertekadlah dan lampaui kehancuran itu dan anda bisa meraihnya.

Makhluk dan nafsu adalah penyakit, lalu langkahmu adalah obat. Tinggalkan obat dan penyakitnya, karena semuanya adalah piranti di sisiNya yang tak seorang pun memilikinya kecuali Allah Swt.
Jika anda sabar dalam kesatuan maka kemesraan dengan Yang maha Satu ada. Jika anda sabar dengan kefakiran, maka kekayaan tiba padamu. Tinggalkan dunia, carilah akhirat. Lalu carilah kedekatan dari Tuhan, tinggalkan makhluk menuju Sang Khaliq.

Makhluk dan Khaliq tidak pernah berkumpul. Dunia dan akhirat dalam hati, tidak pernah berpadu. Tidak pernah terbayang, tak pernah benar dan tak pernah datang sedikit pun, baik pada makhluk maupun Khaliq, baik dunia maupun akhirat. Namun kadang terproyeksi bahwa makhluk itu dalam lahiriyahmu dan Khaliq dalam batinmu, dunia ada di tanganmu, akhirat ada di hatimu. Namun jika harus berpadu dalam hati, maka tidak akan terjadi sama sekali.

Lihatlah dirimu dan pilihlah. Jika anda ingin dunia, keluarkan akhirat dari hatimu, jika anda ingin akhirat, keluarkan dunia dari hatimu. Jika anda hanya ingin Allah, keluarkan dunia dan akhirat serta segala hal selain Allah Azza wa-Jalla dari hatimu.

Sepanjang ada sebiji atom selain Allah di hatimu maka anda tidak pernah melihat dekatNya padamu dan kemesraan tak pernah terwujud padamu, ketentraman tak ada padamu. Sepanjang masih ada secuil dunia di hatimu, akhirat tak akan pernah tampak di sisimu, sepanjang akhirat masih ada sedikit saja di hatimu, Allah Azza-Wajalla tak pernah terlihat di hatimu. Cerdaslah, jangan mendatangi pintuNya kecuali dengan langkah yang benar. Karena Pengawas memandangmu.

Awas, engkau tertirai dari makhluk, bukan pada sang Khaliq, sungguh bagaimana anda menutupi diri dari makhluk, sekejap anda sudah lebur dengan mereka, anda mengambil pekerjaan dari saku baju dan rumahmu? Hai orang yang meninggalkan cermin yang retak, esok akan menelan apa yang menjadi milikmu, dan menjelaskan berita padamu. Hai pemakan racun, dalam sekejap tubuhmu akan digerogoti racun.
Memakan makanan haram, merupakan racun bagi jasad agamamu. Meninggalkan syukur atas nikmat merupakan racun bagi agamamu. Sebentar lagi Allah Azza wa-Jalla akan menyiksamu dengan kefakiran dan meminta-minta pada sesama makhluk, serta hilangnya rasa sayang mereka karena dicabut oleh Allah dari hati mereka.

Anda hai orang yang meninggalkan amal padahal ia tahu, sebentar lagi ilmu akan melupakanmu dan barokahnya sirna dari hatimu. Hai orang bodoh kalau anda mengetahui dan mengenalNya, maka anda pun akan tahu siksaanNya. Berbaiklah dalam adab anda besertaNya dan makhlukNya. Sedikitlah bicara, kecuali yang perlu saja.

Sebagian orang saleh berkisah, “Ada seorang pemuda meminta-minta, lalu kukatakan padanya, “Seandainya anda bekerja, pasti anda lebih senang..”. Lalu pemuda itu malah tersiksa karena selama enam bulan terhalang dari sholat malam.

Anak-anak sekalian…Terhadap apa yang perlu, kerjakan, dan jangan melakukan yang tidak perlu. Keluarkan nafsumu dari hatimu, maka kebaikan dating padamu. Nafsu itu kotoran yang mengeruhi hati. Ketika sudah keluar akan dating kejernihan tanpa kekeruhan, dan anda telah benar-benar berubh. Allah azza wa-Jalla berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada dalam kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada nafsunya.”
(Ar-Ra’d, 11)

Wahai manusia, wahai orang mukallaf, wahai orang yang berakal, dengarkan Kalam Allah Ta’ala dan kabarNya, karena Dialah sebenar-benar perkataan. Rubahlah apa yang ada dalam dirimu demi Dia, hal-hal yang dibenciNya, hingga dating apa yang kalian cintai. Jalan begitu luas.

Hai generasi zamanku, bangkitlah dan tegaklah. Berbuatlah dan jangan alpa sepanjang ada tali dari ujung dan pangkal di tanganmu. Mohonlah pertolongan kepadaNya apa yang baik bagi kalian, naiklah pada nafsumu, jika tidak engkau akan dikendalikannya, karena nafsu selalu mengarah pada keburukan di dunia, dan memberi penyesalan di akhirat.

Larilah kalian dari orang yang membuatmu sibuk dan lupa pada Allah ta’ala seperti larinya dirimu dari binatang buas. Berbuatlah untukNya, dan siapa yang berbuat untukNya akan mendapatkan laba, siapa yang mencintaiNya Dia mencintainya pula. Siapa yang menghendakiNya, Dia menghendakinya pula. Siapa yang mendekat kepadaNya, Dia mendekat pula, siapa yang mengenalNya, Dia mengenal pula dirinya.
Dengarkan nasehatku, terimalah ucapanku, karena tak ada di muka bumi ini yang bicara pada manusia spontan seperti aku. Aku menginginkan mereka, bukan untuk diriku, tetapi demi mereka pula. Jika anda ingin akhirat, aku carikan akhirat bagi kalian.
Setiap kalimat yang aku ucapkan tak ada yang kuinginkan kecuali hanya allah Azza wa-Jalla. Aku sungguh tidak butuh dunia dan akhirat dan apa yang ada di dalam keduanya, Dia mengetahui kebenaranku karena Dia Maha Mengetahui yang tersembunyi.

Kemarilah, kemari! Akulah argumentator, akulah pemilik daerah dan wilayah negeri semacamnya. Hai orang munafiq, anda mengigau dengan igauanmu, sudahlah! Berapa kali anda katakan “Aku”, lalu siapa sebenarnya anda? Celakalah kalian ini, anda hanya melihat selain Allah Azza wa-Jalla, sembari mengatakan aku lebih senang dengan selain Dia. Sementara di lain pihak kau katakan, “Aku bahagia dan gembira bersamaNya…” bahkan anda katakan bahwa dirimu adalah orang yang ridlo bersamaNya, namun semua itu lebih merupakan kontradiksi dalam dirimu. Anda katakan dirimu sabar, tetapi anda sudah riuh gelisah ketika ada peristiwa yang menimpamu, dan membuatmu malah ingkar.

Tak ada yang perlu dikatakan lagi, sampai daging-dagingmu jadi bangkai karena banyaknya dosa-dosamu dan penyakit dalam daging, hingga tak terasa lagi adanya guntingan-guntingan bencana dan cobaan, hingga seluruh dirimu sunyi bersama Allah Ta’ala, hatimu kosong Dari dunia dan akhirat, tanpa bersandar pada keduanya dan apa yang ada di dalamnya, sementara wujudmu menjalankan perintah dan menjauhi larangan, maka Allah akan menemuimu, tindakanNya menggerakkan dirimu dan mendiamkanmu, anda dalam kesirnaan berserta DiriNya. Tahap atau maqom tak akan pernah bisa kokoh padamu kecuali seperti maqom tersebut.

Allah Azza wa-jalla tidak menuntut rupa hambaNya, tetapi hanya menuntut makna hatinya. Yaitu bertauhid dan ikhlasnya, hilangnya cinta dunia dan akhirat dari hatinya, seluruh apa pun terlepas dari dirinya. Jika sampai tahap ini, Allah mencintaiNya, mendekatkan padaNya, dan meninggikan derajat dibanding lainnya.

“Wahai Yang Maha Satu, kesendirianku hanya bagiMu, bersihkanlah jiwaku dari makhluk dan kami senantiasa berusaha ikhlas kepadaMu, luruskanlah pengakuan kami dengan bukti keutamaanMu dan rahmatMu. Perbaikilah hati kami dan mudahkanlah urusan kami. Jadikan kesenangan mesra denganMu, dan hindarkan kami dari selain diriMu. Jadikan hasrat kami, hanya satu hasrat saja, yaitu hasrat bersamaMu, dekat denganMu dunia dan akhirat kami. Oh Tuhan, berikanlah kebajikan kepada kami di dunia dan di akhirat pula kebajikan, dan lindungilah kami dari siksa neraka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar