Minggu, 11 Januari 2009

sayap-sayap manusia

Sayap hasil metamorphosis.. manusia juga punya
Benarkah manusia itu bersayap? istilah pada judul tersebut hanyalah metafora saja. Namun bila dibandingkan dengan kupu-kupu sayap merupakan hasil metamorphose Nah dalam diri manusia pun puasa dianggap sebagai proses purifikasi total yang mirip metamorfosis. Dari proses “mbrongsongi” lalu menjadi kepongpong dan lahirlah sayap bagi ulat yang semula hina berubah menjadi kupu-kupu nan indah. Giliran pada manusia, bagaimana bentuk sayapnya dan adakah manfaat mbrongsongi” (metamorphosis) itu.. ?


Teringatdengan kata-kata Cak Nun di salah satu tulisan (lupa dimana?) “makanitu fungsinya untuk tidak makan” Katanya. Maka saya menyimpulkan puasaitu pula fungsinya untuk tidak puasa. Maksudnya, puasa akan berguna disaat tidak puasa. Begitu pula shalat berfungsi untuk saat tidak dalamposisi shalat, sebagaimana juga zakat berguna untuk sinergi berikutnya.

metaJikapuasa dimaknai sebagai proses “mbrongsongi” (metamorfose) seperti ulat,maka tentu saja setelah masa puasa itu berlalu, si ulat telah lahir menjadi individu baru: kupu-kupu bersayap dan berwarna indah. Sayapnya berguna untuk menyebarkan benih-benih kehidupan bagi kembang-kembang yang tengah berbunga.

Berkat sayapnya itulah bunga-bunga berubah menjadi buah dan buah-buahan ini bisa dipetik dan dan dimakan oleh manusia dan hewan. Terjadilah keseimbangan proses energisasi (sinergi) yang terus-menerus.

Sayap dalam Hadits dan Al Qur’an
Ulatitu bersayap. Malaikat pun seperti dalam al quran dan hadits digambarkan bersayap. Sama dalam paham Injil malaikat dilambangkan dengan bocah cilik yang bersayap. Saya melihat gambar ini biasanya terpahat di nisan kuburan unit Kristen.

Ruzain bin Hubaisyin berkata: Ibnu Mas’ud menceritakan kepadaku: Bahawa Nabi s.a.w telah melihat Jibril a.s mempunyai enam ratus sayap. (Al bayan 107 hadits Riwayat Bukhari Muslim)

Rasulullah s.a.w bersabda: Mengapa kamu menangis? SesungguhnyaMalaikat masih menutupi beliau dengan sayap-sayapnyasehinggalah beliau di bawa naik ke langit ( Al Bayan 1456, HR Bukhari Muslim)

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Sesungguhnya Allah s.w.t Yang Maha Memberkati lagi Maha Tinggi memiliki para Malaikat yang mempunyai kelebihan yang diberikan oleh Allah s.w.t. Para Malaikat selalu mengelilingi bumi. Para Malaikat sentiasa memerhati majlis-majlis zikir. Apabila mereka dapati ada satu majlis yang dipenuhi dengan zikir, mereka turut mengikuti majlis tersebut di mana mereka akan melingkunginya dengan sayap-sayap mereka sehinggalah memenuhi ruangan antara orang yang menghadiri majlis zikir tersebut dan langit. (Al Bayan 1573, HR. Bukhari Muslim dll.)

Sayap dalam Al Quran Allah SWT. berfirman:

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fatir: 1)

Sayap bagi Manusia

sayapSayap berfungsi untuk terbang, karenanya, mesti memiliki keseimbangan. Kapal terbang bersayap karena ia terbang. Pada sayapnya terdapat mesin. Mesin ini mesti seimbang perputarannya antara sayap kanan dan kiri. Demikian juga manusia harus memiliki “sayap” yang seimbang karena hakekatnya manusia itu terus-menerus bergerak melanglang buana. Al harokah barokah, kata pepatah arab: Bergerak itu adalah keberkahan (kebaikan) bagi manusia. Manusia yang tidak bergerak ya tentu tidak bisa terbang, kalaupun bisa, istilahnya klepek-klepek (kurang sempurna)

Tentu saja sayap yang dimaksud adalah sesuatu yang bisa berguna dan menjadi penyeimbang kehidupan. Ada banyak hal yang berkaitan dan semakna dengan sayap yang harus dimiliki manusia:

1. Keseimbangan antara fikir dan dzikir

Manusia yang “bersayap” akan mampu terbang dan bisa melanglang buana antara alam fikir dan alam dzikir . Tentu saja untuk bisa seimbang antara duapola ini, ia membutuhakan sayap. Jika kanan-kiri ini tidak seimbang,maka sebagaimana layang-layang akan miring sebelah, kapalpun akan “ngabrok” (jatuh). Juga si layang-layang tidak bisa terbang .

Orang yang berpatokan pada rasio semata tentu akan kewalahan saat menghadapi hal-hal irasional. Bagaimana mungkin mau mengeluarkan zakat yang tidak mendatangkan keuntungan materi. Begitu juga shalat, menghabiskan waktu saja. Apalagi puasa, dianggap hal bodoh karena hanya melemahkan produktivitas.

2. Keseimbangan antara Kerja dan Ibadah

Ibadahmelulu dalam agama kurang disukai. Apalagi kerja melulu. Nabi saw pernah menegur seorang pemuda yang diam saja di masjid tapi tidak bekerja. Karya dalam sebuah kehidupan mesti terus digenjot untuk menghasilkan nilai produktivitas yang menghasilkan karya bermacam-macam dan bermanfaat bagi kehidupan.

Sementara Ibadah (shalat), menurut salah satu puisi Cak Nun, merupakan penyatuan dari segenap karya-karya itu. Maka di sini berarti, orang yang memiliki sayap antara kerja dan ibadah akan merasa seimbang dalam pengembaraan hidupnya. Mirip burung elang yang terbang indah di angakasa. Bayangkan akan stress jika sayap itu berat sebelah. Silahkan diteliti orang-orang yang stress dalam hidup, pasti “sayapnya” ada yang terluka di salah satunya.

Masalah Indonesia, "orang pinter" persoalan ini ada pada kebodohan dan kemiskinan. Maka niscaya sekali jika sayap antara kerja dan Ibadah ini mesti harus dipakai pada bangsa ini. Maka jangan tersinggung jika bangsa kita tidak memiliki keseimbangan sayap sehingga terbangnya jungkir balik. Si miskin yang cinta harta, tidak bisa terbang karena sayap ibadahnyarusak. Sementara pada si kaya terbangnya hanya miring ke kiri saja misalnya karena hanya memiliki orientasi keuntungan semata.

3. Keseimbangan Pola Pikir Manfaat & Bahaya

Orang yang memiliki daya keseimbangan antara manfaat dan madorot dalam pola pikirnya saya kira akan terbantu sekali dalam setiap sikap dan prilakuknya: Hati-hati, tidak ceroboh dan berorientasi manfaat. Sayapini tentu akan terasa sekali terlihat bagi orang-orang yang berfikir dalam.

Dale Carnagie dalam salah satu bukunya menyebutkan istilah AMBAK (apa manfaat bagiku) sebagai patokan berprilaku dan bertindak. Itu adalah sebuah pola pikir yang berorientasi pada manfaat. Jika “sayap” initerjaga, niscaya orientasi manfaatlah yang selalu diusung oleh siindividu “bearsayap” manis ini.

4. Keseimbangan Hukum - Hakim

timbanganSebagaimana logo di samping ini digunakan oleh lembaga peradilan. Filosofinya sama harus seimbang. Ini berarti hukum, haim dan insan peradilan harus memilii sayap yang seimbang. Karennaya, kedailan jangan hanya pada yang berduitsaja. Jika kepada yang berduit ia bisa terbang, dan kepada si papa, sayapnya tidakbisa terbang, ini angat ironis!

Jika hakim tidak bersayap seimbang, maka bukan lembaga peradilan namanya, tetapi lembaga pembela kesalahan. Indonesia sejatinya membutuhkan para hakim yang bersayap bagus untukbisa terbang seimbang. Bisa ditonton oleh para penikmatnya.

5. Keseimbangan Dunia Akherat

Lebih spesifik adalah orang yang beragama berorientasi pada dunia aherat. Sebab kata Nabi saw: Addunya mazroatul akhreh,dunia adalah sawahnya akherat. Percaya pada akherat (the day after)adalah rukun iman yang kelima. Maka jika tidak percaya pada haritersebut, sangat dikhawatirkan seorang individu tidak bisa terbang keakhirat. Sebab hanya memiliki sayap bermerek dunia saja, ia hanya bisa terbang melanglang buana di negeri dunia.

Dalam beberapa hadits yang mengajarkan sikap pluralitas bisa ditemui misalnya:

Diriwayatkan daripada Abu Syuraih al-Khuza’iy r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Sesiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya. Sesiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan para tetamunya. Sesiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia bercakap hanya perkara yang baik atau diam. (HR. Bukhari Muslim. Al Bayan: 31)

Menurut Istrinya, Rasulullah saw paling sering berdoa dengan ungkapan : “Robana tina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar” Ya Allah berikanlah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.

Praktekpuasa hanya sebulan, tapi manfaatnya adalah untuk 11 bulan kedepan(bukan bulan puasa). Jika saja 11 bulan tidak bersinergi, tentu adasesuatu pada sayap yang telah dihasilkan dari proses metamorfosenya. Dari uraian di atas, masih banyak lagi sisi-sisi keseimbangan (sayap) yang berguna untuk kehidupan antar manusia. Saya, Anda bisa menambahkan lagi lebih banyak untuk kebaikan dan kesejahteraan bumi dan alam ini. Bagaimana menurut Anda? Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar